.quickedit{ display:none;}

HAPPY

Welcome

Welcome

Saturday, November 14, 2015

Penyusunan Sintesis dan Konsep Menulis Laporan Ilmiah

Penyusunan sintesis
Apa itu sintesis ? apa guna sintesis itu ? bagi mahasiswa menguasai cara membuat sintesis itu sangat perlu untuk membuat suatu karya ilmiah. Jadi apa itu sintesis?
Pada dasarnya sintesis adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan. Dalam tulisan laras ilmiah, data publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam daftar pustaka.

Definis sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan  penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003)
sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.
pendapat Kattsoff (1986)
yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia.

Metode Sintesis 
Melakukan penggabungansemua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.Beberapa contoh dari pernyataan Sintetik adalah :
1.       Langit itu biru.
2.       Budi adalah pria yang menyebalkan
3.       Anjing itu galak
4.       Jerapah memiliki empat kaki

Fungsi Sintesis
Sintesis berfungsi untuk menggabungkan atau mengkompromikan dari  pernyataan satu kepada pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif. Sedangkan sintesis dalam penulisan karya ilmiah pada dasarnya adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan. Dalam tulisan laras ilmiah, data publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam daftar pustaka. Contoh :
1.       Ilmu adalah aktifitas
2.       Ilmu adalah metode
3.       Ilmu adalah produk

Cara Membuat Sintesis
Sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalammembuat sintesis, di antaranya
1.     penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yangdigunakannya,
2.     Bersikap kritis atas sumber yang dibacanya,
3.     sudut pandang penulis harus tajam,
4.     penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber dengansumber lainnya, dan
5.     penulis harus menekankan pada bagian sumber yangdiperlukannya.

Konsep menulis laporan ilmiah
Konsep laporan ilmiah
Karya ilmiah adalah hasil pemikiran seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan penengatahuan orang sebelumnya(Setiawan, 2010 : 51).
karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk mempertangungjawabkan penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmih tersebut secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena suatu karya ilmiah dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Akhadiah, 1991: 24).

Jenis jenis laporan ilmiah
1.       Makalah
2.       Artikel
3.       Tugas akhir

Ciri ciri laporan
1.       Reproduktif, artinya bahwa maksud yang ditulis oleh penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh pembaca.
2.       Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat penulisnya kurang menguasai materi atau kurang mampu menyusun kalimat dengan subjek dan predikat yang jelas.
3.       Tidak Emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis. Hal-hal yang diungkapkan harus rasional, tanpa diberi tambahan pada subjektifitas penulisnya.
4.       Penggunaan bahasa baku dalam ejaa, kata, kalimat dan paragraf. Penulis harus menggunakan bahasa mengikuti kaidah tatabahasa agar tulisannya tidak mengandung salah tafsir bagi pembaca.
5.       Penggunaan istilah keilmuan, artinya penulis karya ilmiah harus mempergunakan istilah-istilah keilmuan bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap ilmu yang tidak dikuasai oleh penulis pada bidang yang lain.
6.       Bersifat dekoratif, artinya penulis dalam karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang hanaya memiliki satu makna.
7.       Rasional, artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancer, dan kecermatan penulisan.
8.       Ada kohesi antarkalimat pada setiap paragraf  dalam setiap bab.
9.       Bersifat straightforward atau langsung ke sasaran. Tulisan ilmiha hendaknya tidak berbelit-belit, tetapi langsung ke penjelasan atau paparan yang hendak disampaikan kepada pembaca.
10.   Penggunaaan alimat efektif, artinya kalimat itu padat berisi, tidak berkepanjangan (bertele-tele), sehingga makna yang hendak disampaikan kepada pembaca tepat mencapai sasaran(Rahayu, 207 : 50).

Persyaratan bagi pembuat laporan
1.       Komunikatif, artinya uraian yang disampaikan dapat dipahami pembaca.
2.       Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat denotatif, sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembacanya.
3.       Bernalar, artinya tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada kohesi dan koherensi, dan mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara objektif, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.
4.       Ekonomis, artinya kata atau kalimat yang ditulis hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.
5.       Berdasarkan landasan teoritis yang kuat, artinya suatu hasil karya ilmiah bukan subjektifitas penulisnya, tetapi harus berlandaskan teori-teori tertentu yang dikuasai secara mendalam oleh penulis.
6.       Tulisan harus relevan dengan ilmu tertentu, artinya tulisan harus ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu tertentu.
7.       Memiliki sumber penopang mutakhir, artinya tulisan ilmiah harus menggunakan landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru).
8.       Bertanggung jawab, artinya sumber data, buku acuan dan kutipan harus bertanggung jawab dengan menyebutkan sumber tulisan dalam karya ilmiahnya(Suparno dan M Yunus, 2007: 20).

Daftar pustaka



Friday, October 16, 2015

Karangan Ilmiah dan Nonilmiah

Penalaran Ilmiah
Definisi penalaran ilmiah
Penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).
Menurut  Widjono, (2007 : 209), mengungkapkan penalaran dalam beberapa definisi, yaitu:
1)      Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
2)      Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan.
3)      Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
4)      Dalam karangan terdiri dari dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan.
5)      Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.

Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kalimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan,dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis – jenis proposisi
Menurut Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1)      Proposisi mempunyai beberapa jenis, antara lain:
a)      Proposisi empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta.
b)      Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya.
c)      Proposisi hipotetik  yaitu persyaratan huungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi.
d)      Proposisi kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat.
e)      Proposisi positif universal yiatu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran mutlak.
f)       Proposisi positif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan tersebut bersifat positif.
g)      Proposisi negatif universal, kebalikan dari proposisi positif universal.
h)      Proposisi negatif parsial, kebalikan dari proposisi negatif parsial.
Berdasarkan sifat, proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
·         Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh: Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat. Semua daun pasti berwarna hijau.
·          Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
a)      Contoh proposisi kondisional:
jika hari mendung maka akan turun hujan
b)      Contoh proposisi kondisional hipotesis:
Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
c)      Contoh proposisi kondisional disjungtif:
Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.

Inferensi dan Implikasi
·   Definisi inferensi
Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika.
Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif, kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk meniru inferensi manusia.inferensi statistik memungkinkan untuk kesimpulan dari data kuantitatif.
·   Definisi Implikasi
Implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (=implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (=inferensi).
Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Dalam argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap pembaca sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan daripadanya.
Evidensi itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).
Cara menguji Data, Fakta, dan Autoritas
a)   Cara menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut :
·         Observasi
·         Kesaksian
·         Autoritas
b)   Cara menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang diperoleh adalah fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut ada dua tingkat. Yang pertama untuk meyakinkan bahwa semua bahan data tersebut adalah fakta. Yang kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
Cara menguji fakta ada dua yaitu :
·      Konsistensi
·      Koheresi
c)   Cara menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
·         Tidak mengandung prasangka pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
·         Pengalaman dan pendidikan autoritas. Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasilpenelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
·         Kemashuran dan prestise. Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
·         Koherensi dengan kemajuan. Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.

Berfkir Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikankesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Berfikir Induktif
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Karangan Ilmiah dan Nonilmiah
Karangan Ilmiah 
Karangan ilmiah atau biasa disebut karangan ilmiah merupakan suatu tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya .

Menurut JohnDewey ada lima langkah pokok proses ilmiah, antara lain :
1)      mengenali dan merumuskan masalah
2)      menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis
3)      merumuskan hipotesis ataudugaan hasil sementara
4)      menguji hipotesis
5)       menarik kesimpulan.
ciri-ciri karya ilmiah antara lain:
1)      Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.Juga setiap pernyataan atau simpulan yangdisampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan
2)      Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3)      Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti polapengembangan tertentu
4)      Logis
Kelogisan bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktifpola induktif digunakan untuk menyimpulkan suatu fakta sebaliknya pola deduktif digunakan untuk membuktikan suatu teori 
5)      Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta
6)      Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan atau langsung tepat menuju sasaran
7)      Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
Karangan Non Ilmiah

Karangan non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasa biasanya abstrak , gaya bahasanya formal dan popular.
Karya non ilmiah bersifat:
1)      Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2)      Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3)      Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4)      Kritik tanpa dukungan bukti.
Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Nonilmiah
Istilah karangan ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam tulis-menulis. Kita dapat membedakannya dari masing-masing pengertian antara karya ilmiah dan karya non ilmiah.
Metode Ilmiah
Metode Ilmian Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah.
Metode ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah.
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. (wikipedia)
Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah
1)      Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2)      Untuk mengorganisasikan fakta
3)      Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
4)      Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5)      Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
Langkah-langkah Metode Ilmiah
1.      Perumusan masalah
Pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan factor-faktor yang terkait di dalamnya.
2.      Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis.
Argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengikat dan membentuk konstelasi permaslahan. Disusun secara rasional berdasrakan premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor  empiris yang relefan dengan permasalahannya.
3.      Perumusan hipotesis
Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaanyang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4.      Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5.      Penarikan kesimpulan
Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima. Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.

Daftar Pustaka
Jumanta. Tanpa Tahun. Penalaran Dalam Proses Penulisan Ilmiah. Dalamhttp://jumanta.com/download/doc_download/15-pertemuan7c-proses-penalaran-ilmiah.html
Prayogi, Aryo. 2011. Penulisan Ilmiah. Dalam http://aryonelmessi.wordpress.com/2011/02/24/penulisan-ilmiah-2/
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah - Kunci Sukses dalam Menulis Ilmiah.Yogyakarta : Andi Offset.







Tuesday, June 9, 2015

11 Alat Musik Tradisional di Indonesia Beserta Asal Daerahnya

Di indonesia banyak sekali suku dan agamanya dari jejeran pulau-pulau dari sabang sampai marauke dari berbagai jenis warna kulit. Di setiap kehidupan suku dan budaya di indonesia pasti ada yang namanya warisan budaya, salah satunya adalah warisan alat-alat musik tradisional. Berikut adalah alat musik tradisional di indonesia beserta dengan asal daerahnya

1.   Bedug


Bedug merupakan alat musik tradisional yang secara fisik mirip dengan gendang, hanya saja ukurannya lebih besar. Bedug biasanya digunakan untuk ritual keagamaan ataupun politik. Alat musik yang satu ini bisa kita jumpai diberbagai daerah di Indonesia, khususnya di masjid-masjid. Bedug terbuat dari kulit sapi yang dikeringkan dan diikatkan pada tong atau kayu yang di bentuk bundar

2.   Angklung


Angklung merupakan sebuah alat musik yang multitonal (bernada ganda). Alat musik tradisional ini banyak tumbuh dan berkembang di pulau Jawa bagian barat (tanah Sunda). Cara memainkan alat musik yang terbuat dari bambu ini juga cukup mudah, yaitu dengan cara digoyangkan.

3.   Sampe


Sampe merupakan sebuah alat musik petik tradisional yang berasal dari suku Dayak (Kalimantan Timur)

4.   Sasando


Sasando merupakan sebuah alat musik petik yang berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.      

5.   Tifa


       Tifa merupakan alat musik tradisional yang secara fisik hampir mirip dengan gendang yang ada di Jawa. Alat musik ini merupakan alat musik khas daerah timur, khususnya di Maluku dan Papua.

6.   Gamelan


Gamelan merupakan alat musik ensembel (kelompok alat musik) yang terdiri dari gambang, gong, gendang, bonang dan lain sebagainya. Gamelan ini merupakan alat musik yang berasal dari Jawa, namun juga bisa kita jumpai di Madura, Bali dan Lombok.

7.   Kecapi


Kecapi merupakan alat musik petik yang berasal dari tanah Sunda.

8.   Calung


Calung merupakan alat musik prototipe (purwarupa) dari alat musik angklung. Jika angklung dimainkan dengan cara digoyang, calung dimainkan dengan cara dipukul bagian batang/bilahan dari ruas tabung bambu. Calung juga berasal dari Sunda.

9.    Talempong


Talempong merupakan sebuah alat musik pukul tradisional yang berasal dari Minangkabau.

10.      Triton


Triton merupakan alat musik tiup tradisional yang berasal dari Papua.

11.      Saluang



Saluang juga merupakan alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat, yang dimainkan dengan cara ditiup. Secara fisik, Saluang mirip dengan Suling yang berasal dari Jawa Barat.

So.... jaga terus warisan budaya indonesia guys!!!! Agar peninggalan budaya kita tidak diakui oleh negara lain dan anak cucu kita juga tau yang namanya alat musik tradisional